Senin, 22 Desember 2014

What is your passion, Nuy?

Beberapa hari lalu, seorang teman bertanya pada teman kami yang lain: Passion kamu apa?

Meski pertanyaan itu diajukan bukan kepada saya, saya tertohok dengan pertanyaan itu. Ya, apa passion saya? Apa yang benar-benar saya cintai untuk saya lakukan dan saya tekuni? Apa yang benar-benar menjadi gairah hidup saya? Apa yang menjadi lentera jiwa saya?

Saya begitu pembosan. Saking mudah bosannya saya, saya mencoba hal-hal baru. Akhir-akhir ini saya banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak biasa saya lakukan. Saya menjajal hal-hal yang sama sekali baru bagi saya. Saya belajar membuat penganan (membuat tape ketan) dan belakangan saya belajar membuat kerajinan tangan dari manik-manik.


Es Tape Ketan Buatan Saya :D

Hiasan Keranjang Aqua dari Manik-Manik Buatan Saya :)
 

Dalam diri saya ada perasaan ingin menggali potensi diri, ingin mencari apa yang benar-benar saya sukai untuk saya kerjakan. Mungkin saya sedang mencari apa passion saya.

Saya pernah merasa menemukan passion saya. Kayaknya saya suka menulis. Tapi anehnya, masak saya masih ragu, masih bilang 'kayaknya'. Semestinya, jika benar-benar sudah menemukan apa yang dicari, seseorang tidak akan ragu, tidak akan berkata 'kayaknya'.

Saya sangat suka menulis. Dulu. Kemudian saya menjadi malas menulis. Ya, malas. Malas saja alasannya. Bukan karena sibuk "ini" atau sibuk "itu". Kenyataannya saya memang malas. Dan sepertinya sekarang saya sedang mencoba kembali mengatasi rasa malas saya itu.

Saya membaca blog seorang teman. Blognya berisi macam-macam: puisi, prosa, macam-macamlah. Di kumpulan puisi dan prosanya itu ada saya, ada cerita kami. Ketika membaca kembali tulisannya, tiba-tiba muncul perasaan rindu padanya yang entah di mana sekarang. Saya sangat merindukannya. Dia mencatat mimpi-mimpi saya, mengingatkan saya pada mimpi-mimpi saya yang dulu.

Sebuah tulisan memang ajaib. Caranya menyimpan sebuah cerita jauh lebih berkesan daripada alat pengabadian momen manapun.

Saya ingin kembali menulis: untuk saya, untuk mimpi-mimpi saya, dan untuknya.

Saya ingin kembali menulis meskipun nanti muncul lagi rasa malas itu. Menunggu menemukan apa yang benar-benar menjadi passion saya itu benar-benar membikin pusing. Saya putuskan enggak mau banyak mikir lagi. Saya mau belajar mencintai apa yang saya kerjakan, apa pun itu. 

Do what you love; love what you do.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar